Sabtu, 16 Maret 2024

Malioboro, Ikoniknya Kota Yogyakarta

 sumber foto : liputan 6.com 

Malioboro, 

Siapa yang tidak mengenalnya? Ketika mendengar kata “Malioboro” maka semua pikiran akan menuju Kota Yogyakarta. Ya, memang Malioboro adalah salah satu icon dari Kota Yogyakarta. Akan terbayang dalam ingatan, sebuah jalan raya yang membentang dari Stasiun Tugu Yogyakarta sampai Titik Nol Kota Yogyakarta yang mengarah ke Alun – Alun Utara Keraton Yogyakarta. 

Banyak versi yang menyatakan asal usul nama Malioboro. Mulai dari Bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga, hingga sebagai penghargaan untuk Jenderal Inggris sebagai Adipati Marlborough pada masanya. Adapula yang menyatakan kata Malioboro dalam filosofi Jawa yaitu sebagai “malio” dan “umboro” yang berarti berperilaku seperti wali dan mengembara untuk mencari pengetahuan dan pengalaman hidup. 

Terlepas dari bagaimana asal usulnya, Malioboro masih menjadi tempat wisata favorit di Kota Yogyakarta. Baik bagi warga asli Yogyakarta, ataupun pendatang baru, apalagi bagi perantau yang berasal dari Yogyakarta, pasti akan selalu rindu dengan Malioboro. Sehingga menjadikannya destinasi yang wajib dikunjungi ketika berada di Kota Yogyakarta. 

Untuk mencapai tujuan Jalan Malioboro sangatlah mudah. Jika menggunakan kereta api, silakan turun di Stasiun Tugu lalu keluar dari pintu Selatan (Pasar Kembang). Kemudian berjalan sekitar 200 meter ke arah Timur, dan sampailah di Jalan Malioboro paling ujung Utara. Selain itu Jalan Malioboro bisa ditempuh menggunakan ojek online maupun bus Trans Jogja. Bagi yang menggunakan kendaraan pribadi tersedia beberapa kantong parkir baik di Taman Parkir Abubakar Ali, Ngabean, dan juga di Malioboro Mall serta Ramai Mall. Sekarang sepeda motor dilarang parkir di sepanjang Jalan Malioboro, namun harus memanfaatkan kantong parkir tersebut. 

Jalan Malioboro sebenarnya dibuka selama 24 Jam alias bisa dilalui kapan saja. Hanya saja kondisinya pasti berbeda. Pada pagi hari sampai di bawah pukul 09.00 WIB, banyak pengunjung yang bersepeda sambil menikmati suasana pagi Jalan Malioboro. Kemudian mulai pukul 9.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB Jalan Malioboro akan berada pada fungsi utamanya yaitu sebagai pusat perbelanjaan. Dengan lokasi yang terbentang sepanjang kurang lebih satu kilometer, tak salah ketika Malioboro disebut sebagai surga belanja.

Dahulu, selain pertokoannya, Malioboro sangat terkenal dengan pedagang kaki lima (PKL) yang menjajakan dagangannya dengan harga yang bervariasi. Jangan lupa bahwa untuk belanja di PKL, pengunjung wajib menawar untuk mendapatkan harga yang ideal. Namun sejak tahun 2022, PKL direlokasi ke bekas Gedung Pariwisata DIY (sebelah utara Malioboro Mall) dan Pusat UMKM yang berada di depan Pasar Beringharjo. Hal itu seiring dengan pembangunan pedestarian di Kawasan Malioboro. 

Selain pertokoan dan PKL, pengunjung dapat menikmati kuliner yang tersedia di Kawasan Jalan Malioboro. Beberapa kuliner legendaris yang ada adalah Lumpia Samijaya dan Pempek Ny. Kamto. 

Untuk mengenang Yogyakarta dan menambah koleksi foto, pengunjung dapat mencoba jasa foto yang tersedia di Jalan Malioboro lebih tepatnya di depan Gedung Kepatihan. Untuk menambah kesan Jawa, pengunjung dapat menyewa kebaya, kain jarik, surjan, blangkon dan selop kepada penyedia jasa foto. Perlengkapan yang disewakan tersedia untuk pria, wanita dan anak-anak. Lokasi foto berada di outdoor yaitu di beberapa spot cantik sepanjang Jalan Malioboro. 

Apabila pengunjung merasa capek berjalan kaki, maka bisa menggunakan andong untuk berkeliling. Dengan naik kereta beroda empat yang ditarik oleh seekor kuda, sangat terasa hembusan angin yang menerpa wajah. Sungguh menjadikan sensasi tersendiri. 

Pengunjung yang ingin bermalam, tidak perlu khawatir. Karena saat ini banyak sekali hotel dan penginapan yang tersedia di Jalan Malioboro. Salah satu yang paling legendaris adalah Hotel Inna Malioboro yang berada di sisi paling Utara Jalan Malioboro. Hotel ini dibangun pada tahun 1908 dengan nama Grand Hotel de Djogja. Kemudian beberapa kali berganti nama menjadi Asahi Hotel, Hotel Merdeka, Hotel Garuda, Nataour Garuda, Inna Garuda dan sekarang menjadi Grand Inna Malioboro. Sayangnya saat ini Hotel Grand Inna Malioboro sedang direnovasi untuk mencapai standar bintang 5 dan direncanakan dibuka kembali pada Bulan April 2024 dengan wajah dan merk baru. 

Tak perlu khawatir dengan penutupan sementara Hotel Grand Inna Malioboro, karena masih banyak hotel dan penginapan yang tersedia baik di ruas Jalan Malioboro, maupun di sekitarnya. 

Nah, dengan semua itu, tak heran jika Malioboro menjadi tempat wisata favorit di Yogyakarta. Yuk, buruan ke Jogja…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nuansa Tempo Dulu di Pasar Pundensari

  Sumber foto : koleksi pribadi Mungkin nama Pasar Pundensari masih terdengar asing di telinga kita semua. Memang pasar ini terletak di Kabu...