sumber foto : liputan 6.com
Malioboro,
Siapa yang tidak mengenalnya? Ketika
mendengar kata “Malioboro” maka semua pikiran akan menuju Kota Yogyakarta. Ya,
memang Malioboro adalah salah satu icon dari Kota Yogyakarta. Akan terbayang
dalam ingatan, sebuah jalan raya yang membentang dari Stasiun Tugu Yogyakarta
sampai Titik Nol Kota Yogyakarta yang mengarah ke Alun – Alun Utara Keraton
Yogyakarta.
Banyak versi yang menyatakan asal usul nama Malioboro. Mulai dari
Bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga, hingga sebagai penghargaan untuk
Jenderal Inggris sebagai Adipati Marlborough pada masanya. Adapula yang
menyatakan kata Malioboro dalam filosofi Jawa yaitu sebagai “malio” dan “umboro”
yang berarti berperilaku seperti wali dan mengembara untuk mencari pengetahuan
dan pengalaman hidup.
Terlepas dari bagaimana asal usulnya, Malioboro masih
menjadi tempat wisata favorit di Kota Yogyakarta. Baik bagi warga asli
Yogyakarta, ataupun pendatang baru, apalagi bagi perantau yang berasal dari
Yogyakarta, pasti akan selalu rindu dengan Malioboro. Sehingga menjadikannya
destinasi yang wajib dikunjungi ketika berada di Kota Yogyakarta.
Untuk mencapai
tujuan Jalan Malioboro sangatlah mudah. Jika menggunakan kereta api, silakan
turun di Stasiun Tugu lalu keluar dari pintu Selatan (Pasar Kembang). Kemudian
berjalan sekitar 200 meter ke arah Timur, dan sampailah di Jalan Malioboro
paling ujung Utara. Selain itu Jalan Malioboro bisa ditempuh menggunakan ojek
online maupun bus Trans Jogja. Bagi yang menggunakan kendaraan pribadi tersedia
beberapa kantong parkir baik di Taman Parkir Abubakar Ali, Ngabean, dan juga di
Malioboro Mall serta Ramai Mall. Sekarang sepeda motor dilarang parkir di
sepanjang Jalan Malioboro, namun harus memanfaatkan kantong parkir tersebut.
Jalan Malioboro sebenarnya dibuka selama 24 Jam alias bisa dilalui kapan saja.
Hanya saja kondisinya pasti berbeda. Pada pagi hari sampai di bawah pukul 09.00
WIB, banyak pengunjung yang bersepeda sambil menikmati suasana pagi Jalan
Malioboro. Kemudian mulai pukul 9.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB Jalan Malioboro
akan berada pada fungsi utamanya yaitu sebagai pusat perbelanjaan. Dengan lokasi
yang terbentang sepanjang kurang lebih satu kilometer, tak salah ketika
Malioboro disebut sebagai surga belanja.
Dahulu, selain pertokoannya, Malioboro
sangat terkenal dengan pedagang kaki lima (PKL) yang menjajakan dagangannya
dengan harga yang bervariasi. Jangan lupa bahwa untuk belanja di PKL, pengunjung
wajib menawar untuk mendapatkan harga yang ideal. Namun sejak tahun 2022, PKL
direlokasi ke bekas Gedung Pariwisata DIY (sebelah utara Malioboro Mall) dan
Pusat UMKM yang berada di depan Pasar Beringharjo. Hal itu seiring dengan
pembangunan pedestarian di Kawasan Malioboro.
Selain pertokoan dan PKL,
pengunjung dapat menikmati kuliner yang tersedia di Kawasan Jalan Malioboro.
Beberapa kuliner legendaris yang ada adalah Lumpia Samijaya dan Pempek Ny.
Kamto.
Untuk mengenang Yogyakarta dan menambah koleksi foto, pengunjung dapat
mencoba jasa foto yang tersedia di Jalan Malioboro lebih tepatnya di depan
Gedung Kepatihan. Untuk menambah kesan Jawa, pengunjung dapat menyewa kebaya,
kain jarik, surjan, blangkon dan selop kepada penyedia jasa foto. Perlengkapan
yang disewakan tersedia untuk pria, wanita dan anak-anak. Lokasi foto berada di
outdoor yaitu di beberapa spot cantik sepanjang Jalan Malioboro.
Apabila
pengunjung merasa capek berjalan kaki, maka bisa menggunakan andong untuk
berkeliling. Dengan naik kereta beroda empat yang ditarik oleh seekor kuda,
sangat terasa hembusan angin yang menerpa wajah. Sungguh menjadikan sensasi
tersendiri.
Pengunjung yang ingin bermalam, tidak perlu khawatir. Karena saat
ini banyak sekali hotel dan penginapan yang tersedia di Jalan Malioboro. Salah
satu yang paling legendaris adalah Hotel Inna Malioboro yang berada di sisi
paling Utara Jalan Malioboro. Hotel ini dibangun pada tahun 1908 dengan nama
Grand Hotel de Djogja. Kemudian beberapa kali berganti nama menjadi Asahi Hotel,
Hotel Merdeka, Hotel Garuda, Nataour Garuda, Inna Garuda dan sekarang menjadi
Grand Inna Malioboro. Sayangnya saat ini Hotel Grand Inna Malioboro sedang
direnovasi untuk mencapai standar bintang 5 dan direncanakan dibuka kembali pada
Bulan April 2024 dengan wajah dan merk baru.
Tak perlu khawatir dengan penutupan
sementara Hotel Grand Inna Malioboro, karena masih banyak hotel dan penginapan
yang tersedia baik di ruas Jalan Malioboro, maupun di sekitarnya.
Nah, dengan
semua itu, tak heran jika Malioboro menjadi tempat wisata favorit di Yogyakarta.
Yuk, buruan ke Jogja…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar