Sabtu, 06 April 2024

Gembira Loka Zoo, Kebun Binatang di Yogyakarta

 

Gembira Loka Zoo, sumber foto : id.wikipedia.com

Kebun Binatang legendaris di Kota Yogyakarta adalah Gembira Loka Zoo. Bermula dari keinginan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII untuk memiliki tempat hiburan bagi rakyat yang sekaligus sebagai tempat peliharaan satwa. Keinginan ini terealisasi oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada tahun 1933. Meski Pembangunan sempat terhenti karena perang dunia II dan pemindahan ibukota ke Jakarta, namun akhirnya dilanjutkan oleh Paku Alam VIII sampai koleksi satwa berkembang dan pengunjung semakin banyak.

Gembira loka secara  harfiah berarti tempat gembira. Sangat sesuai dengan keinginan awal Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Gembira loka berada di Jalan Kebun Raya Nomor 2, Rejowinangun, Kotagede. Dengan lahan seluas 22 Ha, kiranya sangat beragam koleksi satwa dan juga wahana di dalamnya.

Koleksi satwa terbagi menjadi enam zona yaitu zona burung, zona cakar, zona mamalia, zona petting zoo, zona primate dan zona reptile. Selain koleksi satwa, terdapat pula gerai souvenir, presentasi edukasi satwa dan wahana. Wahana sendiri terbagi menjadi terapi ikan, atv, bumper boat, spea boat, memberi makan satwa, kolam tangkap ikan dan zona olah raga.

Enam zona yang menampung koleksi satwa di Gembira Loka Zoo adalah :

Zona Burung

Berisikan aneka macam burung baik endemik Indonesia maupun mancanegara. Beberapa jenis burung yang ada di sini adalah Kakatua Amazon, Penguin Jackass, Elang Bondol, Elang Ular Bido, Nuri Abu Abu Afrika, Beluk Ketupa, Kakatua Maluku, Undan Kacamata, Makau Merah Hijau, Kasuari Gelambir Dua, Itik Benjut, Merak Hijau, Belibis Polos, Angsa Hitam, Elang Brontok, Kakatua Raja, Mambruk Viktoria, Nuri Dusky, Nuri Raja Ambon, Perkici Pelangi, Kacamata Fisher, Nuri Kepala Hitam, Mandar Besar, Trulek Topeng, Parkit Matahari, Nuri Tanimbar, Nuri Hitam, Nuri Maluku, Jagal Papua, Julang Emas, Beluk Jempuk, Elang Laut Perut Putih, Flamingo Kecil, Jalak Kecil, Kakatua Tanimbar, Delimukan Zamrud, dan Kecembang Gadung.

Zona Cakar

Berisi aneka mamalia karnivora seperti Harimau Sumatra, Macan Dahan Sunda, Beruang Madu, Macan Tutul Jawa, Kucing Bakau, Otter Sero Ambrang, Singa Afrika, dan Serval.

Zona Mamalia

Mamalia adalah hewan menyusui. Beberapa mamalia yang ada adalah Gajah Sumatra, Tapir Brazil, Ankole Watusi, Kudanil, Binturong, Coatimundi, Meerkat, dan Kapibara.

Zona Petting Zoo

Zona ini adalah interaksi memberi pakan satwa secara langsung. Satwanya antara lain Keledai, Kuda Poni, Kambing Ceko, Kalkun dan Alpaka.

Zona Primata

Berikutnya adalah zona primata dengan beberapa satwa di dalamnya adalah Simpanse, Orangutan Kalimantan, Common Squirrel Monkey, Common Marmoset, Monyet Tonkean, Owa Jawa, Marmoset Rumbai Hitam, Lutung Jawa, Siamang, dan Owa Janggut Putih Kalimantan.

Zona Reptil

Reptil adalah hewan yang berdarah dingin dan hanya dapat hidup pada suhu tertentu. Sisiknya tidak dapat tumbuh sehingga ketika terjadi pertumbuhan reptil maka sisik akan sobek dan digantikan dengan sisik yang baru. Reptil yang ada di Gembira Loka Zoo antara lain Kura Kura Aldabra, Phyton Burma, Viber Blue Insularis, Iguana, Buaya Muara, dan Kadal Lidah Biru.

Sebagai salah satu tempat wisata favorit di Yogyakarta, Gembira Loka Zoo buka setiap hari. Bahkan jam operasional ketika Hari Sabtu, Minggu dan libur nasional lebih pagi dari hari lainnya. Jam opersasioanal di hari biasa adalah pukul 08.30 – 16.00 WIB, sedangkan di hari Sabtu, Minggu dan libur nasional adalah pukul 08.00-16.00 WIB. Jangan lupa siapkan alas kaki yang nyaman serta pelindung kepala untuk kenyamanan berkunjung.

Apabila pengunjung terasa lapar dan membutuhkan asupan makanan, silakan berkunjung ke beberapa resto yaitu Kantin Outan (makanan dan minuman segar berasal dari buah), Kantin Flamingo (aneka ricebox), dan Gajah Resto (resto di atas danau Mayang Tirta).

Nah, ayo berlibur ke Gembira Loka Zoo…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sunset Terindah Di Kerajaan Ratu Boko

  Gerbang Utama, Sumber foto : https://www.magnetoholidays.id/ Kerajaan Ratu Boko mungkin tidak seterkenal Candi Prambanan. Tapi Kerajaan Ra...